Di tengah kehidupan penuh keterbatasan di dalam lembaga pemasyarakatan, seorang narapidana di Lapas Pohuwato, Gorontalo, berhasil menemukan kebahagiaan melalui pernikahan. Pernikahan yang digelar di dalam lapas tersebut berlangsung pada Sabtu (13/10/2024) dengan kehadiran keluarga, kerabat, dan staf lapas sebagai saksi momen bersejarah itu.

Momen Bahagia di Balik Jeruji

Pernikahan ini menjadi bukti bahwa cinta bisa tumbuh di mana saja, bahkan di balik jeruji besi. Sang mempelai narapidana, yang namanya dirahasiakan demi privasi, mengikat janji suci dengan pasangannya dalam prosesi sederhana namun penuh makna.

Dengan didampingi petugas Lapas Pohuwato, acara pernikahan berjalan khidmat dan tertib. Keluarga dan kerabat kedua mempelai hadir untuk memberikan dukungan moral dan menyaksikan langsung momen berbahagia tersebut.

Peran Lapas dalam Memfasilitasi Pernikahan

Kepala Lapas Pohuwato menyatakan bahwa pihak lapas memfasilitasi pernikahan ini sebagai bentuk dukungan terhadap hak asasi dan pemulihan narapidana. “Setiap narapidana tetap memiliki hak untuk menikah dan membangun kehidupan pribadi,” ujarnya.

Selain sebagai bentuk pemenuhan hak, acara ini juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi narapidana untuk berperilaku baik selama menjalani masa tahanan. Dukungan keluarga dalam pernikahan seperti ini diyakini memperkuat ikatan emosional dan mendorong rehabilitasi mental narapidana.

Prosesi Pernikahan dan Tindak Lanjut

Pernikahan di dalam lapas diselenggarakan dengan mengikuti protokol ketat. Pihak keluarga dan tamu diwajibkan menjalani pemeriksaan sebelum memasuki area lapas. Meski sederhana, prosesi ini berlangsung hangat, ditandai dengan pembacaan ijab kabul, penandatanganan akta nikah, dan pemberian nasihat pernikahan dari petugas.

Setelah pernikahan, pasangan suami istri ini tidak langsung tinggal bersama, mengingat salah satu pihak masih menjalani masa pidana. Namun, Lapas Pohuwato memberikan kesempatan kunjungan terbatas bagi pasangan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Makna Pernikahan di Lapas bagi Narapidana

Pernikahan bagi narapidana memiliki makna mendalam, tidak hanya sebagai bentuk ikatan emosional tetapi juga sebagai langkah menuju rehabilitasi dan reintegrasi sosial. Dukungan keluarga dan pasangan berperan penting dalam menjaga semangat narapidana untuk berubah dan kembali ke masyarakat dengan lebih baik.

Pihak lapas berharap bahwa acara seperti ini dapat memberikan dampak positif, baik bagi narapidana maupun bagi masyarakat luas. “Ini juga bagian dari pembinaan mental dan spiritual agar mereka lebih siap ketika kembali ke lingkungan sosial,” jelas Kepala Lapas Pohuwato.

Reaksi Keluarga dan Kerabat

Kehadiran keluarga dan kerabat menjadi elemen penting dalam acara pernikahan ini. Mereka menyampaikan rasa syukur dan harapan agar pasangan yang menikah dapat tetap menjalin hubungan yang kuat meskipun dalam kondisi terbatas.

“Kami bersyukur bisa hadir di sini dan menyaksikan langsung pernikahan ini. Semoga ini menjadi awal baru bagi mereka,” ujar salah satu anggota keluarga.

Kesimpulan

Pernikahan narapidana di Lapas Pohuwato menjadi simbol bahwa cinta dan harapan bisa tumbuh di mana saja. Selain memberikan motivasi bagi narapidana untuk berubah, acara ini juga menunjukkan komitmen lembaga pemasyarakatan dalam mendukung pemenuhan hak asasi dan pemulihan mental.

Langkah positif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi lapas lain di Indonesia dalam upaya membina dan mendukung narapidana agar siap kembali ke masyarakat dengan lebih baik.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *