Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan fakta penting dalam kasus penembakan seorang siswa oleh anggota polisi. Dalam pernyataannya, KPAI menegaskan bahwa insiden tersebut tidak melibatkan aktivitas geng maupun tawuran sebagaimana sempat diberitakan sebelumnya. NAGAGG

Temuan KPAI dalam Investigasi Kasus

Komisioner KPAI, Jasra Putra, menjelaskan bahwa hasil investigasi di lapangan menunjukkan tidak ada indikasi korban tergabung dalam geng atau terlibat tawuran. Penegasan ini merujuk pada wawancara dengan keluarga korban, guru, serta masyarakat sekitar.

“Korban adalah siswa yang dikenal baik dan tidak terlibat dalam aktivitas geng maupun tawuran,” ujar Jasra Putra.

Pernyataan ini bertolak belakang dengan narasi awal yang menyebutkan bahwa korban diduga terlibat dalam aksi kekerasan kelompok.

Klarifikasi Mengenai Penembakan

Kasus ini bermula dari insiden di mana seorang siswa ditembak oleh polisi yang menduga adanya potensi ancaman dari korban. Namun, tindakan tersebut memicu kritik keras dari berbagai pihak, termasuk organisasi perlindungan anak. KPAI menilai ada potensi pelanggaran prosedur dalam tindakan aparat kepolisian.

“Kami mendorong adanya evaluasi dan penyelidikan mendalam terhadap prosedur yang dilakukan aparat dalam insiden ini,” tambah Jasra.

Tuntutan KPAI terhadap Aparat Penegak Hukum

KPAI meminta agar aparat penegak hukum bertindak secara transparan dalam menangani kasus ini. Selain itu, lembaga ini juga mengimbau agar tindakan serupa tidak terulang dengan memberikan pelatihan tambahan kepada personel kepolisian dalam menangani anak-anak dan remaja.

“Kehadiran aparat seharusnya memberikan rasa aman, bukan justru menimbulkan ketakutan, terutama bagi anak-anak,” tegasnya.

Reaksi Publik

Kasus ini memancing perhatian publik, terutama terkait perlakuan aparat terhadap anak-anak. Banyak pihak yang menuntut keadilan bagi korban dan mendesak adanya reformasi dalam penanganan kasus serupa oleh aparat.

Salah satu warga menyatakan, “Kami ingin ada jaminan bahwa kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi. Anak-anak harus dilindungi, bukan menjadi korban.”

Kesimpulan

Kasus penembakan siswa oleh polisi menjadi sorotan serius setelah KPAI memastikan bahwa korban tidak terlibat dalam aktivitas geng maupun tawuran. Temuan ini menambah desakan bagi aparat untuk mengevaluasi prosedur operasional mereka, demi mencegah tragedi serupa di masa depan.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *