AKP Ulil, seorang perwira polisi, mengungkapkan momen emosional ketika ia sempat bertanya kepada ibunya tentang keinginannya untuk mundur dari institusi kepolisian. Kisah ini disampaikan dalam sebuah wawancara yang menyoroti perjalanan kariernya yang penuh tantangan di tengah tugas berat sebagai aparat penegak hukum. NAGAGG
Pergulatan Batin Ulil
Dalam pengakuannya, AKP Ulil menjelaskan bahwa ia merasa tertekan dengan beban tugas dan tanggung jawab yang berat. Keinginan untuk mundur dari kepolisian muncul sebagai bentuk pergulatan batin yang ia alami.
“Saya pernah berkata kepada ibu, ‘Saya mau keluar dari polisi, apa mama izinkan?’ Itu adalah momen yang sangat sulit bagi saya,” ungkap Ulil.
Namun, respons sang ibu menjadi titik balik dalam perjalanan kariernya. Dengan penuh kasih, ibunya memberikan nasihat yang menguatkan hati Ulil untuk tetap bertahan.
Dukungan Keluarga yang Menguatkan
Ibunya, dengan bijak, meminta Ulil untuk merenungkan keputusannya dan mengingat tujuan awalnya bergabung dengan kepolisian. Dukungan dan doa dari keluarganya akhirnya membantu Ulil menghadapi tekanan dan melanjutkan tugasnya sebagai seorang polisi.
“Saya tidak bisa melupakan kata-kata ibu saya. Itu memberikan kekuatan bagi saya untuk terus melangkah,” tambah Ulil.
Tantangan sebagai Aparat Penegak Hukum
Pengakuan AKP Ulil menggambarkan tantangan besar yang dihadapi oleh para aparat penegak hukum di Indonesia. Tekanan pekerjaan, risiko di lapangan, dan ekspektasi publik sering kali menjadi beban yang tidak ringan.
Pengamat psikologi menyebut bahwa dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan menjadi faktor penting untuk menjaga keseimbangan mental para aparat penegak hukum.
“Kasus seperti ini menunjukkan bahwa aparat juga manusia yang membutuhkan dukungan emosional. Institusi perlu menyediakan fasilitas untuk membantu mereka menghadapi tekanan,” ujar seorang pakar psikologi.
Inspirasi untuk Aparat Lain
Kisah AKP Ulil menjadi inspirasi bagi banyak aparat lainnya untuk tidak menyerah dalam menghadapi tantangan. Ia berharap pengalamannya dapat memberikan semangat kepada rekan-rekan sejawatnya untuk terus menjalankan tugas dengan dedikasi tinggi.
“Saya ingin semua aparat tahu bahwa mereka tidak sendirian. Ada keluarga dan rekan yang siap mendukung,” tutup Ulil.
Kesimpulan
Pengakuan AKP Ulil tentang pergulatannya untuk tetap bertahan di kepolisian menunjukkan sisi manusiawi dari seorang aparat penegak hukum. Dengan dukungan keluarga dan semangat untuk terus melayani masyarakat, Ulil berhasil melewati masa sulit dalam kariernya. Kisah ini menjadi pengingat bahwa di balik seragam, setiap aparat memiliki cerita perjuangan yang layak dihargai.
Tinggalkan Balasan