
Dugaan Permainan di Balik Krisis Sritex
Para buruh PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) mengungkapkan kecurigaan bahwa ada pejabat yang terlibat dalam rencana pembelian murah perusahaan. Dugaan ini muncul setelah Sritex mengalami krisis keuangan serius, yang membuatnya berpotensi dijual dengan harga lebih rendah dari nilai aslinya.
Kecurigaan ini semakin kuat setelah muncul laporan bahwa sejumlah investor tengah bersiap mengambil alih Sritex dengan harga murah, di tengah situasi sulit yang dialami perusahaan tekstil raksasa ini. NAGAGG
“Kami khawatir bahwa krisis ini disengaja agar perusahaan bisa dibeli murah oleh pihak-pihak tertentu,” ujar salah satu perwakilan buruh.
Kondisi Sritex Saat Ini: Dari Pemimpin Industri ke Krisis Keuangan
Sebagai salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia, Sritex sebelumnya dikenal sebagai pemasok utama seragam militer serta berbagai produk tekstil ekspor. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini mengalami tekanan finansial besar akibat:
✔ Menurunnya permintaan tekstil global – Persaingan dari negara lain seperti China dan Vietnam membuat pasar ekspor Sritex menurun drastis.
✔ Beban utang yang besar – Sritex menghadapi utang yang menumpuk, sehingga kesulitan mempertahankan operasionalnya.
✔ Krisis dalam industri tekstil nasional – Banyak perusahaan tekstil lain juga mengalami kesulitan akibat kenaikan harga bahan baku dan menurunnya daya beli masyarakat.
Akibat kondisi ini, Sritex berada di ambang pengambilalihan oleh investor baru, yang diduga akan mendapatkan perusahaan dengan harga lebih rendah dari nilai sebenarnya.
Kecurigaan Buruh: Pejabat Diduga Terlibat dalam Skema Akuisisi Murah
Buruh Sritex menyatakan bahwa ada kemungkinan permainan di balik krisis ini, di mana perusahaan sengaja dibuat tidak stabil agar bisa dibeli dengan harga murah oleh pihak tertentu.
Beberapa indikasi yang memicu kecurigaan buruh antara lain:
🔹 Terlalu cepatnya rencana akuisisi muncul setelah Sritex mengalami masalah keuangan.
🔹 Kurangnya transparansi dalam proses penjualan perusahaan, yang menimbulkan spekulasi bahwa ada kepentingan pejabat tertentu di dalamnya.
🔹 Isu dugaan peran pejabat dalam memfasilitasi investor tertentu untuk mengambil alih Sritex.
“Kami meminta agar pemerintah dan pihak berwenang menyelidiki apakah ada praktik tidak sehat dalam rencana akuisisi ini,” ujar perwakilan serikat buruh Sritex.
Dampak bagi Buruh Jika Sritex Dibeli Murah
Jika akuisisi dengan harga rendah ini benar-benar terjadi, buruh khawatir bahwa mereka akan menjadi pihak yang paling dirugikan. Beberapa dampak yang dikhawatirkan antara lain:
❌ PHK Massal – Jika pemilik baru ingin mengurangi beban operasional, bisa saja dilakukan pemutusan hubungan kerja dalam jumlah besar.
❌ Pemotongan Gaji dan Hak Karyawan – Investor baru mungkin akan melakukan efisiensi tenaga kerja, yang bisa berujung pada pemotongan upah atau tunjangan buruh.
❌ Kehilangan Aset Nasional – Jika Sritex diambil alih oleh pihak asing, ada kekhawatiran bahwa industri tekstil nasional akan semakin terpuruk.
Tuntutan Buruh terhadap Pemerintah dan Manajemen Sritex
Buruh menuntut agar pemerintah dan pihak terkait segera mengambil langkah tegas untuk memastikan tidak ada permainan di balik proses akuisisi ini. Beberapa tuntutan utama mereka meliputi:
✔ Transparansi dalam Proses Akuisisi – Pemerintah diminta untuk membuka informasi mengenai siapa saja yang terlibat dalam pembelian Sritex.
✔ Jaminan Hak Karyawan – Buruh meminta kepastian bahwa tidak akan ada PHK massal atau pemotongan hak setelah perusahaan diambil alih.
✔ Penyelidikan terhadap Dugaan Keterlibatan Pejabat – Jika benar ada pejabat yang terlibat dalam skema ini, buruh mendesak dilakukan investigasi hukum.
“Kami tidak menolak restrukturisasi, tapi kami ingin ada kepastian bahwa buruh tidak akan menjadi korban dalam skema bisnis yang menguntungkan segelintir pihak,” tegas salah satu buruh senior Sritex.
Kesimpulan
Buruh Sritex mencurigai adanya keterlibatan pejabat dalam rencana akuisisi murah perusahaan yang tengah mengalami krisis. Mereka menuntut transparansi dan perlindungan hak tenaga kerja, serta meminta pemerintah untuk menyelidiki kemungkinan praktik tidak sehat dalam proses ini.
Jika isu ini benar adanya, maka dapat menjadi preseden buruk bagi industri tekstil nasional dan semakin memperburuk kondisi tenaga kerja di sektor manufaktur. Kini, semua mata tertuju pada bagaimana pemerintah dan manajemen Sritex akan merespons tuntutan buruh serta menjamin bahwa proses akuisisi berjalan adil dan transparan.
Tinggalkan Balasan