Seorang pedagang pasar di Jakarta dikabarkan mengalami luka akibat mendengar perkataan kasar yang disampaikan oleh Gus Miftah, seorang ulama dan tokoh publik, terhadap seorang penjual es teh di pasar. Kejadian ini menjadi perhatian publik setelah viral di media sosial, mengundang beragam reaksi dari masyarakat. NAGAGG
Kronologi Kejadian
Peristiwa tersebut terjadi saat Gus Miftah berkunjung ke pasar untuk tujuan tertentu. Di tengah kunjungannya, ia terlibat percakapan dengan penjual es teh yang diduga tidak menyenangkan baginya. Dalam percakapan tersebut, Gus Miftah dilaporkan melontarkan kata-kata kasar yang membuat penjual tersebut merasa tersinggung.
“Tidak seharusnya seorang tokoh seperti Gus Miftah menggunakan kata-kata kasar di depan umum. Ini sudah melukai kami sebagai pedagang yang hanya mencari nafkah,” ujar salah satu pedagang yang turut menyaksikan kejadian tersebut.
Reaksi Pedagang dan Warga
Perkataan kasar tersebut memicu emosi beberapa pedagang di pasar yang merasa terhina. Salah seorang pedagang bahkan mengalami luka ringan akibat terjatuh setelah merasa terprovokasi oleh situasi tersebut. Warga sekitar langsung bergegas memberikan pertolongan dan melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang.
“Kami sebagai pedagang di sini merasa tidak dihargai. Apalagi ini dilakukan oleh seorang tokoh agama yang seharusnya memberi teladan,” kata pedagang lain yang juga menyaksikan kejadian itu.
Gus Miftah Menanggapi
Mendengar kabar tentang insiden ini, Gus Miftah segera memberikan klarifikasi. Melalui media sosial, ia mengungkapkan penyesalan atas perkataan yang telah diucapkannya dan meminta maaf kepada semua pihak yang merasa tersinggung, terutama kepada penjual es teh yang terlibat.
“Saya tidak bermaksud untuk menyakiti hati siapapun. Jika kata-kata saya menyinggung perasaan, saya mohon maaf dengan tulus,” tulis Gus Miftah dalam akun Instagram-nya.
Tanggapan Publik
Meski Gus Miftah telah meminta maaf, kejadian ini tetap menyita perhatian publik. Banyak yang mengkritik perkataan kasar yang dilontarkan oleh seorang tokoh agama, mengingat peran Gus Miftah sebagai figur yang diharapkan bisa memberikan contoh positif dalam masyarakat.
“Seharusnya Gus Miftah sebagai seorang tokoh tidak mengucapkan kata-kata seperti itu. Kita harus selalu menjaga sikap dan perkataan kita di hadapan publik,” ujar salah satu netizen yang mengomentari klarifikasi Gus Miftah.
Namun, ada juga yang memandang ini sebagai kesalahan manusiawi dan mendukung langkah Gus Miftah untuk meminta maaf.
“Kita semua bisa berbuat salah. Gus Miftah sudah meminta maaf, mari kita maafkan dan ambil hikmahnya,” tulis salah satu pengikut di media sosial.
Kesimpulan
Insiden perkataan kasar yang disampaikan Gus Miftah kepada penjual es teh di pasar ini telah memicu reaksi keras dari pedagang dan warga setempat. Meskipun telah meminta maaf, kejadian ini menunjukkan pentingnya menjaga perkataan dan sikap, terutama bagi tokoh publik yang menjadi panutan masyarakat. Masyarakat berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Tinggalkan Balasan